Pengikut

Rabu, 12 Desember 2007

Meniru Semut dan Lebah

Kadang-kadang tirulah semut dan lebah, sebab di sana bersua kearifan yang bernilai tinggi bagi manusia. Mengutip Ahmad Syafii Maarif, seorang pengamat sosial yang cukup tajam, filsuf agnostik Inggris Bertrand Russell dalam bukunya Has Man a Future?, menulis tentang perbandingan antara manusia, semut dan lebah, "Salah satu kesulitan di abad kita adalah bahwa kebiasaan berpikir tidak mengalami perubahan secepat perubahan teknik. Akibatnya, pada saat keterampilan meningkat, kearifan menghilang. Manusia tidaklah sepenuhnya bersifat sosial, sebagaimana semut dan lebah yang tampaknya tidak pernah punya dorongan kuat untuk bertingkah dengan cara anti-sosial. Tidak jarang manusia membunuh para rajanya tetapi lebah tidak akan berkhianat membunuh ratunya.’

Tidak ada komentar: