Pengikut

Senin, 28 Desember 2009

Kitab Klasik dan Ekonomi Islam

Adakah kitab klasik (kuning) yang secara khusus (spesifik) membahas tentang ekonomi Islam yang ditulis oleh ulama salaf? Tak banyak keterangan yang menjelaskan tentang hal ini. Bahkan, di dunia pesantren pun, hampir tak pernah dijelaskan satu kitab klasik yang secara spesifik membahas al-Iqtishadiyah (ekonomi Islam).Mengapa demikian? Tak adakah ulama Islam yang mampu menjelaskan tentang hal tersebut, sehingga tak ada kitab klasik yang khusus membahas masalah ekonomi Islam? Apakah karena masalah perbankan dan asuransi syariah belum ada sejak ketika itu? Apakah mereka tak mendapatkan secara rinci masalah ini dalam Alquran dan al-hadis? Wa Allahu a'lam.Yang pasti, dalam kitab klasik yang ditulis sebagian ulama sejak belasan abad silam, masalah ekonomi Islam justru dibahas secara sangat singkat bersamaan dengan bidang lainnya. Misalnya, masalah zakat, infak, sedekah, wakaf, dibahas secara bersama dengan masalah ibadah, seperti shalat, puasa, dan haji.Bahkan, ulama sekelas Yusuf al-Qaradhawi pun baru menuliskannya, beberapa tahun terakhir ini tentang sistem perbankan syariah dan dijelaskan tentang haramnya bunga bank yang dikelola oleh bank-bank konvensional.Kemajuan dunia Barat dengan gemerlap ekonominya, seakan membuka mata umat Islam. Berbagai hasil yang telah dicapai dengan nilai-nilai ekonomi Barat, menjadikan sebagian umat mengikuti (dan mengekor) pandangan tersebut dan meyakini sebagai sebuah kebenaran. Umat Islam pun sebagian besar menerapkannya dalam perekonomian, dengan harapan akan tercipta kemakmuran bagi umat Islam.Karena sudah demikian mengakar, maka secara perlahan-lahan, banyak umat Islam yang--sadar ataupun tidak--menerapkan model ekonomi kapitalis dan sosialis ala Barat ini. Namun, begitu ditemukan adanya keburukan dari sistem tersebut, umat Islam seakan baru tersadar dari 'tidur panjang' yang melenakan mereka tentang masalah ekonomi. Mereka baru berkaca dan membandingkannya. Sudah sesuaikah nilai-nilai ekonomi Barat dengan ajaran Islam? Apakah penerapan dan hasil yang dicapai olehnya sejalan dengan ajaran Ilahiyah?Umat Islam tentu belum lupa dengan krisis ekonomi (moneter) yang terjadi pada 1997-1998. Begitu pula dengan krisis global yang 'menghancurkan' sejumlah ekonomi dunia pada akhir 2008 lalu.Sistem ekonomi Islam yang mampu bertahan dari krisis dan bahkan terlepas dari kondisi ekonomi yang membuat sejumlah perusahaan bangkrut, bahkan perbankan konvensional harus gulung tikar, ternyata tak sepenuhnya membuat pengambil kebijakan (decision maker) negara-negara berkembang termasuk negara mayoritas penganut Islam, untuk segera beralih dan menerapkan sistem ekonomi Islam.Gambaran nyata akan keunggulan ekonomi Islam yang mampu bertahan dari krisis melalui perbankan syariah dan asuransi syariah dari negative spread, ternyata hanya dianggap sebagai sebuah sistem alternatif, dan bukan solusi.Pertanyaannya, mengapa hingga kini umat Islam masih belum banyak menerapkan sistem ekonomi yang terbukti mampu berkembang dan bertahan kuat di tengah krisis dunia?''

Tidak ada komentar: